Archives for category: Uncategorized

 

Disusun Oleh :

 

Tita Pristi D.C                       G1F009069

Tyas Putu Sasih                     G1F009070

Awal Anggi W                       G1F009071

 

 

ABSTRAK

Perusahaan industri farmasi wajib memperoleh izin usaha industri farmasi, karena itu industri tersebut wajib memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. CPOB merupakan suatu konsep dalam industri farmasi mengenai prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu industri farmasi untuk menjamin mutu obat jadi. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat yang dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Salah satu aspek CPOB adalah peralatan. Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan untuk memudahkan pembersihan serta perawatan.

 

Kata Kunci : CPOB, Peralatan, Industri Farmasi

  Read the rest of this entry »

Pengeringan dengan Metode Transfer Panas Sangat Penting dalam Industri Farmasi

 

Disusun oleh:

Sartika                                  (G1F009001)

Nurul Layyin H.                      (G1F009002)

Tri Ayu Apriyani                     (G1F009004)

Jurusan Farmasi FKIK Universitas Jenderal Soedirman, Jln dr. Soeparno Purwokerto

 

Abstrak

Produksi bahan baku di industri farmasi sering menggunakan air/solvent organik dalam proses produksinya, untuk mendapatkan hasil dalam bentuk kering atau untuk mengurangi air/solvent diperlukan proses pengeringan. Salah satu metode pengeringan adalah dengan metode panas yang melibatkan transfer panas. Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan itu sendiri adalah untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama.

 

Keyword : pengeringan, perpindahan panas.

Read the rest of this entry »

PENANGANAN DAN KELUHAN PADA PRODUK FARMASI
Lia Nadia Fithriyani     G1F009036
Dien Puspita C     G1F009038
Ning Uswiyatun     G1F009040
Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Jln. Dr. Soeparno Karangwangkal, Purwokerto, Jawa Tengah
_____________________________________________________________________________________________
ABSTRAK
 Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan khasiat, keamanan dan mutu dalam dosis yang digunakan untuk tujuan pengobatan. Karena menyangkut soal nyawa manusia, industri farmasi dan produknya diatur secara ketat. Industri farmasi di Indonesia diberlakukan persyaratan yang diatur dalam CPOB. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) mencakup seluruh aspek produksi mulai dari manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, kualifikasi dan validasi.
Keyword : Industri farmasi, CPOB, penanganan keluhan, penarikan kembali produk, produk kembalian

Read the rest of this entry »

PENANGANAN DAN KELUHAN PADA PRODUK FARMASI
Lia Nadia Fithriyani     G1F009036
Dien Puspita C     G1F009038
Ning Uswiyatun     G1F009040
Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Jln. Dr. Soeparno Karangwangkal, Purwokerto, Jawa Tengah

_____________________________________________________________________________________________
ABSTRAK
 Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan khasiat, keamanan dan mutu dalam dosis yang digunakan untuk tujuan pengobatan. Karena menyangkut soal nyawa manusia, industri farmasi dan produknya diatur secara ketat. Industri farmasi di Indonesia diberlakukan persyaratan yang diatur dalam CPOB. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) mencakup seluruh aspek produksi mulai dari manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, kualifikasi dan validasi.
Keyword : Industri farmasi, CPOB, penanganan keluhan, penarikan kembali produk, produk kembalian

Read the rest of this entry »

Read the rest of this entry »

Teknik Pengeringan Sediaan Farmasi

( Drying Method of Pharmaceutical Form )

Disusun Oleh:

Bella Martha Heriana ( G1F009055 )

Asih Fitri Rohani        ( G1F009056 )

Sri Afriani M               ( G1F009057 )

Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Jln. Dr. Soeparno Karangwangkal, Purwokerto, Jawa Tengah

__________________________________________________________________________________

ABSTRAK

Pengeringan merupakan suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan sehingga mengurangi kandungan atau sisa cairan di dalam zat padat itu sampai suatu nilai yang dikehendaki. Prinsip dari pengeringan antara lain transfer panas dan pemecahan molekul-molekul ikatan air. Terdapat beberapa metode pengeringan sediaan farmasi dalam industri farmasi, dalam artikel ini dibahas tentang metode tray dryer, freeze dryer, spray dryer, double cone vacuum dryer dan  fluid bed dryer.

Keyword : pengeringan, metode pengeringan, teknologi farmasi

Read the rest of this entry »

Teknik Pengeringan Sediaan Farmasi

( Drying Method of Pharmaceutical Form )

Disusun Oleh:

Bella Martha Heriana ( G1F009055 )

Asih Fitri Rohani        ( G1F009056 )

Sri Afriani M               ( G1F009057 )

Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Jln. Dr. Soeparno Karangwangkal, Purwokerto, Jawa Tengah

__________________________________________________________________________________

ABSTRAK

Pengeringan merupakan suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan sehingga mengurangi kandungan atau sisa cairan di dalam zat padat itu sampai suatu nilai yang dikehendaki. Prinsip dari pengeringan antara lain transfer panas dan pemecahan molekul-molekul ikatan air. Terdapat beberapa metode pengeringan sediaan farmasi dalam industri farmasi, dalam artikel ini dibahas tentang metode tray dryer, freeze dryer, spray dryer, double cone vacuum dryer dan  fluid bed dryer.

Keyword : pengeringan, metode pengeringan, teknologi farmasi

_______________________________________________________________________________________

Setiap proses dalam pembuatan sediaan farmasi baik dalam skala kecil maupun besar (industri) hampir selalu melibatkan transfer panas, terutama pada proses pembuatan tablet secara granulasi basah. Panas disini dibutuhkan dalam proses pengeringan sehingga di hasilkan massa granul yang kering dan dapat di kempa menjadi tablet. Proses pengeringan menggunakan pemanasan secara umum, berlangsung dalam 3 tahap stimultan, yaitu : proses transfer energi dari sumber luar ke dalam material yang mengandung air, fase transformasi dari air / solvent dari bentuk cair menjadi bentuk uap, dan transfer uap dari material keluar dari alat pengering / material yang dikeringkan (Kurniawan, 2012).

Pengeringan merupakan suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan sehingga mengurangi kandungan/sisa cairan di dalam zat padat itu sampai suatu nilai yang dikehendaki. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang dikandung oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan tersebut. Selain dengan penguapan, pengeringan dapat dilakukan dengan cara memecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan ( Hasibuan, 2005).

Teknik pengeringan pengeringan dalam teknologi farmasi dapat digolongkan dalam 2 cara berdasarkan sistem pengeringan:

a)    Pengeringan kontinue/ berkesinambungan (continuous drying) merupakan teknik dimana pemasukan dan pengeluaran bahan berjalan terus-menerus.

b)   Pengeringan tumpukan (batch drying) merupakan pengeringan bahan yang masuk ke alat pengering sampai pengeluaran bahan kering, kemudian baru dimasukkan bahan berikutnya.

Teknik tersebut banyak di aplikasikan dalam beberapa peralatan yang sering digunakan dalam industri farmasi yang secara umum prinsipnya pemberian panas yang relatif konstan terhadap bahan obat, sehingga proses pengeringan dapat berlangsung dengan cepat dan mendapatkan hasil yang maksimal (seragam). Berikut ini  beberapa alat pengering dan prinsipnya yaitu :

1. Tray Dryer

Metode pengeringan dengan  tray dryer merupakan metode pengeringan yang sudah  lama tetapi sering digunakan untuk pengeringan bahan padatan, butiran, serbuk atau granul yang jumlahnya tidak terlalu besar (Kurniawan,2009). Umumnya alat berbentuk persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan.

Gambar

Prinsip kerja alat ini bekerja dengan udara panas dan panas transfer , yang dihasilkan dengan bantuan pemanas listrik atau batang kumparan . Sirkulasi udara tersebut kipas dan seragam membanji mempertahankan suhu panas. Alat ini digunakan dalam keadaan vakum dengan waktu pengeringan umumnya lama (10-60 jam).

2. Fluid Bed Dryer

Alat ini paling cocok untuk pengeringan bahan jenis kristal, butiran , bahan obat-obatan yang kasar, baik bahan kimia , pewarna , makanan. Fluid bed dryer tidak cocok untuk pengeringan bahan pasta dan cair.

Gambar

Prinsip kerja fluid bed dryer didesain menggunakan aliran udara panas di dasar produk wadah yang diisi dengan materi atau bahan yang akan dikeringkan. Kemudian diinduksi dengan cara blower dan udara segar tersedot ke unit. Sistem udara panas ini memperluas tempat tidur materi pada kecepatan tertentu dan menciptakan turbulensi dalam produk atau dikenal dengan tahapan fluidisasi agar menciptakan kondisi yang hampir ideal untuk pengeringan (Lipsanen,2008). Proses fluidisasi menghasilkan partikel padat dimana setiap partikel yang dikelilingi oleh udara panas, udara panas yang di transfer sangat tinggi dan seragam . Produk kering cepat tanpa kerugian yang cukup panas. Metode ini cukup efisien untuk proses pengeringan dibanding dengan tray dryer karena menghasilkan produk yang kering yang seragam dan cepat dengan menggunakan suhu yang tinggi.

3. Spray drying

Spray drying merupakan proses pengeringan dengan cara memaparkan partikel cairan (droplet) pada semburan gas panas dengan suhu lebih tinggi dari suhu droplet (Patel, 2009). Umpan yang diatomisasi dalam bentuk percikan disentuhkan dengan udara panas yang dirancang dengan baik. Metode pengeringan dengan menggunakan spray drying memiliki 3 tahapan dasar :

  • atomisasi cairan menjadi droplet halus
  • pencampuran antara droplet dengan aliran gas panas yang menyebabkan cairan menguap sehingga menjadi padatan kering. Partikel yang memadat biasanya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama seperti droplet saat atomisasi
  • serbuk kering dipisahkan dari aliran gas dan dikumpulkan.

(Kurniawan,2012)

Gambar

Metode ini cocok untuk bahan yang berbentuk larutan yang sangat kental serta berbentuk pasta (susu, pewarna, bahan farmasi). Kapasitas beberapa kg per jam hingga 50 ton per jam penguapan (20000 penegering semprot).

4. Freeze drying

Freeze drying merupakan alat pengeringan yang prinsip kerjanya adalah berdasarkan proses liofilisasi.

Gambar

Tahapan-tahapan yang terjadi pada alat freeze drying :

  • Pembekuan   : Produk yang akan dikeringkan, sebelumnya dibekukan dulu.
  • Vacuum        : Setelah beku, produk ini ditempatkan di bawah vakum. Hal ini memungkinkan pelarut beku dalam produk untuk menguapkan tanpa melalui fase cair, proses yang dikenal sebagai sublimasi.
  • Panas            : panas diterapkan pada produk beku untuk mempercepat sublimasi.
  • Kondensasi  : kondensor dengan suhu rendah akan menghapus pelarut yang menguap di ruang vakum dengan mengubahnya kembali ke padat.

5.  Double cone vacuum dryer

Vacuum dryer merupakan salah satu tipe pengering drum (drum dryer). Drum yang terbuat dari logam (stainless steal) dihembuskan udara panas dari dalam, pada saat  bersamaan bahan yang akan dikeringkan dimasukkan ke permukaan drum yang berputar. Panas yang ada di permukaan drum akan menurunkan kadar air dalam bahan, air dibuang melalui pompa vacuum, sehingga bahan atau sediaan tersebut dapat mengering. Perbedaan vacuum dryer dan drum dryer adalah pada penggunaan vacuum (drumnya di vakuum) sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat karena adanya pengurangan atau penurunan tekanan di dalam drum akibat pemvakuman. Aplikasi penggunaan metode ini biasanya digunaka dalam pengeringan larutan atau suspensi (Hajare, 2009).

 Gambar

Referensi

Hajare, A., Harinath More, Sambhaji Pisal.2009. Vacuum Foam Drying: A New Technology for Preserving Sensitive Biomolecule. India : Department of Biotechnology, BVDU Poona College of Pharmacyand Research Centre

Hasibuan, R. 2005. Proses Pengeringan. Universitas Sumatera Utara : Program Studi Teknik Kimia

Kurniawan, D.W.. 2012. Teknologi Sediaan Farmasi. Purwokerto : Laboratorium Farmasetika Unsoed

Lipsanen, Tanja. 2008. Process Analytical Technology Approach on Fluid Bed Granulation and Dryin. Finlandia : Helsinki University Printing House

Patel, R.P, et al.,. 2009. Spray Drying Technology: An Overview. Indian Journal of Science and Technology. Vol.2 No.10 (2009)

PENGGERUSAN DALAM BIDANG FARMASI, BUKAN SEKEDAR “GERUS”

Sartika                                  (G1F009001)

Nurul Layyin H.                      (G1F009002)

Tri Ayu Apriyani                     (G1F009004)

Jurusan Farmasi FKIK Universitas Jenderal Soedirman, Jln dr. Soeparno Purwokerto

 

 

Abstrak

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi sediaan farmasi. Proses penggerusan bertujuan untuk memperkecil ukuran zat padat. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ada dua cara penggerusan yaitu penggerusan dengan mortir stamper dan penggerusan dengan blender. Sedangkan penggerusan sesuai dengan tingkat kehalusan yang dicapai dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu mesin penggerus butir kasar, butir sedang  dan butir halus. Pemilihan klasifikasi ini disesuaikan dengan tujuan bentuk sediaan farmasi yang dikehendaki tergantung dari material dan sifat fisika kimia, ukuran partikel awal dari bahan yang digerus, dan ukuran partikel akhir produk. Mikrokontroler AVR ATmega16 merupakan salah satu alat penggerusan bahan obat otomatis yang bertujuan untuk meringankan beban para apoteker dalam penggerusan obat sehingga menggatinya dengan alat penggerus yang otomatis untu mempermudah pekerjaan apoteker dalam meracik oba.

 

Keyword: Penggerusan, butir kasar, butir sedang, butir halus, Mikrokontroler AVR ATmega16.

  Read the rest of this entry »

FENOMENA KOROSI DI ERA MASA KINI.

FENOMENA KOROSI DI ERA MASA KINI

 

 

Lia Nadia Fithriyani    G1F009036

Dien Puspita C            G1f009038

Ning Uswiyatun          G1F009040

 

 

ABSTRACT

Korosi dapat kita jumpai pada bangunan bangunan maupun peralatan yang memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi-baja dan sebagainya. Korosi juga dapat terjadi pada komponen komponen renik peralatan elektronik dan permesinan yang terbuat dari baja. Penanganan korosi juga merupakan usaha yang mahal dan berpotensi membuat polisi lingkungan. Korosi tidak dapat di cegah, yang dapat dilakukan hanya meminimalkannya.

Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan tidak langsung. Kerugian langsung berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau struktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung dapat berupa aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi. Bahkan kerugian tidak langsung dapat berupa terjadinya kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa.

Keyword: Korosi, Faktor penyebab korosi, Pengendalian Read the rest of this entry »